Libong Coffee

Neka Hemong Imus (Jangan Lupa Senyum)

            International Coffee Organization (ICO) menetapkan bahwa Indonesia adalah salah satu pengekspor biji kopi terbesar sedunia dari tahun 2016 sampai sekarang dan diimbangi dengan budaya minum kopi sudah menjadi lifestyle orang-orang Indonesia. Didukung lagi dengan lahirnya begitu banyak kedai kopi yang menjamur di Indonesia. Saat ini bahkah banyak kedai kopi yang memiliki atensi pada dekorasi ruangan, presentasi kopi, dan kualitas rasa yang mencuri perhatian semua kalangan. Di tengan gejolak ini, Libong Coffee lahir dan menjadi salah satu bagian yang melanjutkan dan melestarikan trend baru ini. Trend dimana semua orang tidak hanya menikmati, tetapi juga pengetahuan kopi itu sendiri.

            Libong Coffee adalah mimpi yang telah ada sejak tahun 2017 yang mulai diwujudkan oleh seorang yang bernama Viktor Ones Wole (Vitho). Ia telah meraba-raba dunia perkopian dengan membangun koneksi ke petani-petani kopi di kampungnya dan memcoba memasarkannya ke ibu kota. Libong Coffee merupakan brand yang ia gunakan sebagai payung promosinya. Nama Libong Coffee sendiri merupakan gabungan dari dua kata bahasa yang berbeda. Libong merupakan bahasa dari salah satu daerah di Manggarai Barat, Flores, NTT yang artinya kebun. Jadi Libong adalah kebun, tapi kebun yang dimaksud adalah yang berada disekitar perkarangan rumah. Filosofi dari nama ini, merupakan sebuah perwakilan dimana meskipun kita tidak menanam dan mengolah kopi tetapi bisa kita didapatkan dan dinikmati.

            Libong Coffee sebelumnya hanya menjual bubuk kopi yang diproses secara tradisional oleh para petani kopi dari kampung Nggolo, desa Golo Ndari, kec. Welak, Kab. Manggarai Barat, Flores, NTT. Kemudian dibawa ke Jakarta untuk dipasarkan namun secara online. Pada awal rintisan, semua produk jualan habis terjual. Namun, tidak dilanjutkan karena beberapa halangan tertentu. Pada saat itu Libong Coffee hanya bertahan kira-kira kurang dari setahun dan vakum sampai pada tahun 2019.

            Pada awal tahun 2020, Owner Libong Coffee atau biasa dipanggil Vitho, mulai merancang strategi untuk menghidupkan kembali mimpinya untuk membuka coffee shop, dan bekerjasama dengan salah saudaranya Gese yang juga seorang Barista. Konsep dan perencanaan mulai terealisasi pada awal bulan Juni 2020 dengan pengadaan mesin dan alat-alat pendukung untuk usaha coffee shop. Fokus dari Libong Coffee sendiri adalah konsen terhadapa jenis minuman kopi kekinian dengan membawa pilihan biji kopi berkualitas dari Manggarai Flores. Target pasarannya pun beragam, tapi dengan spesifikasi menarik komunitas Indonesia Timur. Meski demikian, Libong Coffee sebenarnya ingin memperkenalkan dan mempromosikan hasil kopi dari Flores berserta dengan budaya dan alamnya. Tagline dari Libong Coffee juga menggunakan bahasa Manggarai yaitu Neka Hemong Imus yang artinya Jangan Lupa Tersenyum. Kalimat ajakan ini sangatlah kuat dan berpengaruh dalam setiap situasi yang mengikuti sejarah Libong Coffee.

            Meskipun konsep dan perencanaan sudah matang, namun kendala lokasi atau tempat masih menjadi persoalan. Apalagi wabah covid yang begitu menggagu aktivitas usaha.

 Libong Coffee untuk sementara belom menyediakan tempat offline untuk para penikmat kopi yang ingin duduk santai, bercerita dan bersua dengan perkumpulan atau kerabat.

.


Komentar